Nov 12, 2015

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM



A.    Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
 Kurikuum adalah semua rencana yang terdapat dalam proses pembelajaran. Kurikululm dapat diartikan pula sebagai semua usaha lembaga pendidikan yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang disepakati.
 Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan untuk sisiwa sekolah. Kurikulum disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidika, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendir, keluarga, maupun masyarakat.
 Kurikulum dalam pengertian mutahir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
 Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.
 Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.

 B.     Materi Pokok dalam Kurikulum Pendidikan Islam
  Materi pokok kurikulum pendidikan Islam meliputi:
              1.   Tujuan
 Tujuan pendidikan agama Islam ini, dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu: tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. Adapun tujuan kurikuler tersebut “pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalamanpeserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”
             2.   Isi
 Isi dari kurikulum adalah materi atau bahan pelajaran dan pengetahuan atau pengalaman belajar yang harus diberikan pada peserta didik untuk mencapai materi tersebut.
             3.   Strategi atau Metode
 Strategi adalah pola-pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar atau kegiatan kurikuler untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
             4.   Evaluasi
 Evaluasi kurikulum dimaksudkan menilai suatu kurikulum sebagai program pendidikan untuk menentukan efisiensi, efektifitas, relevasi dan produktifitas, program dalam mencapai tujuan pendidikan.

Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu:
            1.    Masalah Keimanan (aqidah)
 Bagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan). Termasuk mengenai iman setiap manusia dengan Allah, Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat dan Qada dan Qadar Allah swt. Masalah keimanan mendapat prioritas pertama dalam penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang pertam perlu ditanamkan pada anak didik.
            2.     Masalah Keislaman (syariah)
 Bagian syariah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia. Aspek pergaulan hidup manusia dengan sesamanya sebagai pokok ajaran Islam Yang penting ditempatkan pada prioritas kedua dalam urutan kurikulum ini.
            3.     Masalah Ihsan (akhlak).
 Bagian akhlak merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di atas (keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat.

 Ketiga ajaran pokok tersebut di atas akhirnya dibentuk menjadi Rukun Iman, Rukun Islam dan Akhlak. Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama, berupa ilmu tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak. Selanjutnya ketiga kelompok ilmu agama ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam, yaitu al-Quran dan al-Hadis serta ditambah lagi dengan sejarah Islam.
 Hal yang perlu didahulukan dalam kurikulum pendidikan Islam yang pertama ialah al-Quran dan Hadis. Kedua ialah bidang ilmu yang meliputi kajian tentang manusia sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut istilah moden bidang ini dikenali sebagai kemanusiaan (al-ulum al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lain-lain. Ketiga bidang ilmu mengenai alam atau sains natural ( al-ulum al-Kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi dan lain-lain.
 Sedangkan mengenai sistem pengajaran dan teknik penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamannya dengan cara memperhatikan bahan yang tersedia, waktu serta jadual yang sudah ditetapkan oleh pihak tertentu (sekolah masing-masing).
 Dalam perkembangannya kurikulum pendidikan Islam juga harus menyesuakan prinsip-prinsip kurikulum secara umum, sebagai berikut:
            1.   Berpusat  pada potensi,   perkembangan,   kebutuhan,    dan    kepentingan   peserta   didik dan 
                 lingkungannya
 Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
            2.      Menyeluruh dan berkesinambungan
 Kesinambungan disini dimaksudkan adalah saling hubungan atau jalin menjalin antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.  Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
            3.      Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
 Kurikulum disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik sehingga terjadi interaktif anatara pengajaran denagan daya berpikir anak.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
            4.      Relevan dengan kebutuhan kehidupan
 Prinsip relevensi adalah kesesuaian, keserasian pendidikam dengan tuntutan masyarakat.
 Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
            5.      Beragam dan terpadu
 Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
            6.      Belajar sepanjang hayat
 Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Sekolah tidak saja memberi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pada saat peserta didik tamat dari sekolah namun juga memberikan bekal kemampuan untuk dapat menumbuh kembangkan dirinya di luar sekolah dan berjalan terus menerus sepanjang hayat.
            7.      Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
 Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran dan hati genarasi muda, pemulihan akhlak dan membangunkan jiwa rohani. Ia juga bertujuan untuk memperoleh pengetahuan secara berterusan, gabungan pengetahuan dan kerja, kepercayaan dan akhlak dan penerapan amalan teori dalam hidup.

C.    Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
 Di antara hal yang paling penting di dalam pembentukan setiap kurikulum, tidak terkecuali kurikulum pendidikan Islam, ialah penyusunannya. Untuk penyusunan yang rapi dan berkesan, kerjasama antara pihak sekolah dan pihak penyusun kurikulum amatlah diperlukan. Penyusunan tersebut hendaklah menitikberatkan kesesuaiannya menurut kemampuan pelajar. Dalam penyususan kurikulum hendaknya semua pihak dalam satu lembaga sekolah/yayasan diikut sertakan, sehingga dlam pelaksanaanya nanti dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, serta dapat dipertanggung jawabkan.
 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah:
1.   Tujuan pendidikan, dijabarkan menjadi tujuan-tujuan institusional, dirinci menjadi tujuan kurikuler, dirumuskan menjadi tujuan-tujuan instruksional (umum dan khusus), yang mendasari perencanaan pengajaran.
2.  Perkembangan peserta didik, merupakan landasan psikologis yang mencakup psikologi perkembangan dan psikologi belajar;
3.      Mengacu pada landasan sosiologis dibarengi oleh landasan kultur ekologis.
4.   Kebutuhan pembangunan nasional yang mencakup pengembangan SDM dan pembangunan semua sektor ekonomi.
5.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
6.   Jenis dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya.
 Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.

D.    Kesimpulan
 Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
 Kurikulum pendidikan Islam meliputi tiga hal yaitu: masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah),masalah ihsan (akhlak).
 Kurikulum sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Kurikulum yang lemah akan mengahasilkan manusia yang lemah pula.

E.     Daftar Pustaka
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kurikulum GBPP Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 1995.
 Faudiddin, dkk, Pengembangan dan Inofasi Kurikulum, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam, 1994.
 Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
 Muslam, Pengembangan Kurikulum MI/PAI SD, Semarang, Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman, 2006.
 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag RI,1995.
 Nana Syaudih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 2007.
 Samsul Nizar, Penghantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001.
 Subandijah, Pengembangan Kurikulumdan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.
 Zakiah Darajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.


Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.

No comments:

Post a Comment