Suatu hari di sebuah rumah sakit, tampak seorang nenek
berumur sekitar 70 tahunan, tiba di rumah sakit dengan tergesa-gesa, segera dia
mendaftarkan diri di bagian administrasi rumah sakit sebagai pasien dokter
penyakit dalam , dan tidak lama kemudian… si nenek berjalan tertatih membawa
kartu pasien dan menghampiri suster yang berada di depan ruang praktek si
dokter untuk memberitahu kedatangannya dan memberikan nomer urut antriannya.
"Suster, sekarang pasien nomer berapa? Giliran saya masih harus menunggu
berapa lama untuk ketemu dokter?" Tanya si nenek. "Tunggu saja nek,
nanti dipanggil sesuai nomer urut" jawab si suster begitu saja. Rupanya
nenek adalah pasien lama di sana sehingga tanpa banyak bertanya lagi, ia pun
menempati bangku, bersama-sama dengan pasien lain menunggu giliran di
panggil. Selang beberapa saat, sikapnya terlihat gelisah, sebentar-bentar dia
melihat ke jam dinding, mulai mondar-mandir seolah tidak sabar menanti.
Diberanikan diri menghampiri suster dan bertanya
dengan was-was karena takut si suster marah. "Masih lama ya sus?"
"Ya! Tunggu saja" jawab suster. Saat giliran nomer urutnya sudah
dekat, tiba-tiba ada panggilan darurat dari rumah sakit karena ada pasien gawat
yang harus segera ditangani sang dokter. Bergegas dokter pun pergi meninggalkan
ruang prakteknya untuk menolong pasien yang lebih membutuhkannya.
Si nenek dengan kesal kembali duduk, kemudian berdiri,
lalu mulai berjalan mondar-mandir. Kejadian itu memancing reaksi 2 remaja yang juga
sedang menunggu di situ, "Si Nenek itu kelihatan gelisah dan tidak sabaran
ya. Sudah setua itu memangnya dia punya kesibukan apa kok menunggu aja tidak
sabar begitu" Kemudian ditimpali oleh temannya, "Iya tuh, udah
berumur setua itu, ngapain sih kok maunya buru-buru.
Waktu kan masih panjang, belum juga larut malam".
Dengan tidak terduga oleh kedua remaja tadi, si nenek menghampiri mereka dan menyapa
ramah, "Anak muda, nenek mendengar apa yang kalian bicarakan tentang
nenek. Memang nenek kurang sabar menunggu disini tanpa melakukan sesuatu.
Justru karena nenek sudah berumur, nenek tidak memiliki banyak waktu lagi untuk
melakukan hal-hal yang belum sempat nenek lakukan. Kesadaran bahwa sisa waktu
nenek yang tidak banyak inilah maka nenek tidak sabar menunggu di sini terlalu
lama tanpa bisa melakukan apapun. Tentu kalian bisa mengerti kenapa nenek tidak
sabar menunggu kan?" "Oh, iya.. iya nek. Maafkan kami nek. Kami tidak
berpikir panjang tentang waktu yang begitu berharga seperti kata nenek. Sepantasnya kami yang muda pun harus berpikir tidak boleh menyia-nyiakan
waktu dengan tidak melakukan apa-apa seperti ini.
Terimakasih nenek telah mengingatkan kepada kami". Umur
manusia tidak ada seorangpun yang bisa mengukur secara tepat, kapan saat kita lahir
dan kapan saat kematian tiba. Jika kesadaran tentang nilai waktu, yakni akan
sisa waktu yang dimiliki dan mau memanfaatkan dengan benar sesuai dengan peran
kita saat ini, dimanapun kita berada, maka saat itulah kehidupan se-nyatanya
baru dimulai. Waktu adalah kekayaan paling berharga yang dimiliki setiap
manusia Mari kita manfaatkan waktu dengan optimis dan diarahkan pada sasaran
hidup yang menantang, sehingga membuat hidup kita semakin hidup, penuh gairah
dan bahagia!
Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: Waktu Itu Sangat Berharga
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Waktu Itu Sangat Berharga bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
Judul: Waktu Itu Sangat Berharga
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai Waktu Itu Sangat Berharga bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.
No comments:
Post a Comment