Nov 12, 2015

METODE UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN



 PENDAHULUAN

 Filsafat seringkali disebut oleh sejumlah pakar sebagai induk semang dari ilmu-ilmu. Filsafat merupakan disiplin ilmu yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat dan lebih memadai. Filsafat telah mengantarkan pada sebuah fenomena adanya siklus pengetahuan sehingga membentuk sebuah konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar-bercabang secara subur sebagai sebuah fenomena kemanusiaan. Masing-masing cabang pada tahap selanjutnya melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru dengan berbagai disiplin yang akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Ilmu pengetahuan hakekatnya dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan dengan patokan-patokan serta tolok ukur yang mendasari kebenaran masing-masing bidang.
Dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa perjalanan manusia telah mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan. Sejak zaman kuno pertengahan dan modern sekarang ini, telah melahirkan sebuah cara pandang terhadap gejala alam dengan berbagai variasinya. Proses perkembangan dari berbagai fase kehidupan primitip-klasik dan kuno menuju manusia modern telah melahirkan lompatan pergeseran yang sangat signifikan pada masing-masing zaman. Disinilah pemikiran filosofis telah mengantarkan umat manusia dari mitologi oriented pada satu arah menuju pola pikir ilmiah Oriented, perubahan dari pola pikir mitosentris ke logosentris dalam berbagai segmentasi kehidupan.

A.    Definisi Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita definisikan bahwa; Pengetahuan merupakan Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.

B.     Dasar-dasar Pengetahuan
Pengetahuan, merupakan segenap apa yang kita ketahui pada suatu obyek Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan disamping pengetahuan tertentu.  Khazanah kekayaan mental yang secara lain misalnya seni, agama dan lain-lain. Langsung atau tidak  Ilmu mencoba langsung turut memperkaya kehidupan. Menaksirkan gejala alam dengan mencoba mencari penjelasan tentang  Ilmu. Ilmu mempunyai 2 buah peran; metafisika dan akal berbagai kejadian sehat yang terdidik (educated common sense). Dasar-dasar pengetahuan meliputi:
  1. Pengalaman, segala sesuatu yang terjadi kepada manusia sebagai hasil interaksinya dengan alam nyata dan alam gaib(tak terlihat) atau dalam istilah agama disebut juga pengalaman spiritual.
  2. Memori, merupakan kelanjutan dari pengetahuan, sebab ingatan merupakan hasil dari pengalaman.
  3. Kesaksian, berfungsi untuk menguatkan atau meneguhkan suatu informasi dari para ahli yang memiliki otaritas dibidangnya untuk menentukan salah atau benar informasi yang dimaksud.
  4. Rasa Ingin Tahu, pengalaman yang menjadi pengetahuan seringkali berawal dari rasa ingi tahu seseorang terhadap sesuatu sehingga ia akan menyelidiki pengalamannya baik dengan bertanya atau cara lain untuk memberi jawaban atas rasa ingin tahunya.
  5. Logika, pertimbangan akal pikiran agar dapat berpikir secara lurus, tepat, dan sistematis, kemudian disampaikan dalam bahasa lisan atau tertulis.
  6. Bahasa, penalaran tanpa kemampuan berbahasa adalah penalaran yang antiklimaks, karena bahasa merupakan alat untuk menerjemahkan penalaran.
  7. Kebutuhan Hidup, semakin manusia membutuhkan sesuatu semakin kreatif manusia tersebut untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
 C.    Sumber Pengetahuan
Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan, diantaranya:
  1. Empirisme , menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman (empereikos = pengalaman). Dalam hal ini harus ada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek) dan cara mengetahui (pengalaman). Tokoh yang terkenal: John Locke (1632 – 1704), George Barkeley(1685 -1753) dan David Hume.
  2. Rasionalisme, Aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung oleh fakta empiris. Tokohnya adalah Rene Descartes (1596 – 1650, Baruch Spinoza (1632 –1677) dan Gottried Leibniz (1646 –1716).
  3. Intuisi, dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses penalaran tertentu. Henry Bergson menganggap intuisi merupakan hasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal. Berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia intuisi merupakan kemampuan untuk mengetahui atau memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati.
  4. Wahyu, pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hamba-Nya yang terpilih untuk menyampaikannya( Nabi dan Rosul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun tidak terjangkau olehmanusia. ¢ Menurut KBBI wahyu merupakan petunjuk dari Allah yg diturunkan hanya kepada para nabi dan rasul melalui mimpi dsb.
 D.    Proses Memperoleh Pengetahuan
Proses terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting dalam epistemologi karena jawaban terhadap terjadinya pengetahuan akan membuat seseorang paham filsafatnya. Terjadinya pengetahuan dapat bersifat:
  1.  a priori yang berarti pengetahuan yang terjadi tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indera maupun pengalaman batin.
  2. a posteriori pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.
Dengan demikian pengetahuan ini bertumpu pada kenyataan objektif.
Ada enam hal yang merupakan alat untuk mengetahui proses terjadinya pengetahuan menurut John Hospes, yaitu:
            1.      Pengalaman Indera (Sense Experience)
Dalam filsafat, paham yang menekankan pada kenyataan disebut realisme, yaitu paham yang berpendapat bahwa semua yang dapat diketahui adalah hanya kenyataan. Jadi ilmu berawal mula dari kenyataan yang dalam diserap oleh indera. Aristoteles adalah tokoh yang pertama mengemukakan pandangan ini, yang berpendapat bahwa ilmu terjadi bila subjek diubah dibawah pengaruh objek. Objek masuk dalam diri subjek melalui persepsi indera (sensasi).
            2.      Nalar (Reason)
Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru.
            3.      Otoritas (Authority)
Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber ilmu karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi ilmu pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah ilmu yang terjadi melalui wibawa seseorang hingga orang lain mempunyai pengetahuan.
            4.      Intuisi (Intuition)
Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan tanpa suatu rangsangan atau stimulus yang mampu membuat pernyataan yang berupa ilmu. Karena ilmu yang diperoleh melalui intuisi muncul tanpa adanya pengetahuan lebih dahulu, maka tidak dapat dibuktikan seketika atau melalui kenyataan.
            5.      Wahyu (Revelation)
Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi-Nya untuk kepentingan umatnya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan melalui wahyu secara dogmatik akan melaksanakan dengan baik. Wahyu dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan, karena manusia mengenal sesuatu melalui kepercayaannya.
            6.      Keyakinan (Faith)
Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan. Sesungguhnya antara wahyu dan keyakinan hampir tidak dapat dibedakan karena keduanya menggunakan kepercayaan, perbedaannya adalah bahwa keyakinan terhadap wahyu yang secara dogmatic diikutinya adalah peraturan berupa agama, sedang keyakinan adalah kemampuan jiwa manusia yang merupakan pematangan (maturation) dari kepercayaan.

 E.    Kesimpulan
  1. Pengetahuan memungkin untuk diperoleh melalui proses pengalaman, nalar, otoritas, intuisi, wahyu, dan karena adanya sebuah keyakinan.
  2. Ada beberapa teori yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan kebenaran pengetahuan yang benar, yaitu teori koherensi, teori korespondensi, dan teori pragmatis.
  3. Struktur dalam pengetahuan ilmiah meliputi asumsi, hipotesa, prinsip, teori, hukum, dan aksioma/postulat.


Referensi
Hum, D. S. (2012). Filsafat Ilmu. Dalam Konsep, sejarah, dan pengembangan metode ilmiah. Yogyakarta: CAPS.
http://www.slideshare.net/ihsandalton/dasardasar-pengetahuan
Miska, Muhammad Amin. 1993. Epistemologi Islam. Jakarta : UI Press.

Terimakasih Anda telah membaca tulisan / artikel di atas tentang :
Judul: METODE UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN
Ditulis Oleh Unknown
Semoga informasi mengenai METODE UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN bisa memberikan manfaat bagi Anda. Jangan lupa Komentar Anda sangat dibutuhkan, di bawah ini.

No comments:

Post a Comment