Nov 30, 2015

Sebuah Kisah Inspiratif dari Negeri China

Siang teman, baru muncul nih.... kemaren-kemaren sibuk benerin genteng... haha ngga ding bercanda, hari ini cuacanya cerah secerah hatiku.... wkwkwk
okelah, kali ini aku akan membagikan sebuah cerita yang membangkitkan semangat kita hari ini... berikut ceritanya



Sebuah Kisah Inspiratif dari Negeri China


Di propinsi Zhejiang China, ada seorang anak laki yang luar biasa, sebut saja namanya Zhang Da. Perhatiannya yang besar kepada papanya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati, membuat Zhang Da, anak lelaki yang masih berumur 10 tahun ketika memulai semua itu, pantas disebut anak yang luar biasa. Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika pemerintah China mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat, maka mereka pun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan negara yang tinggi kepadanya.
Zhang Da adalah salah satu dari sepuluh orang yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa dari antara 1,4 milyar penduduk China. Tepatnya 27 Januari 2006 pemerintah China, di provinsi Jiangxu, kota Nanjing, serta disiarkan secara nasional ke seluruh pelosok negeri, memberikan penghargaan kepada 10 (sepuluh) orang yang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.
Pada waktu tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh mamanya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang papa yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan yang waktu itu belum genap 10 tahun untuk mengambil tanggung jawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk papanya dan juga dirinya sendiri. Ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk dia. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang susah dan pahit ini. Ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah bahwa ia tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Demikian ungkapan Zhang Da ketika menghadapi utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.
Ia mulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah itulah, ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Kadang juga ia menemukan sejenis jamur, atau rumput dan ia coba memakannya. Dari mencoba-coba makan itu semua, ia tahu mana yang masih bisa ditolerir oleh lidahnya dan mana yang tidak bisa ia makan. Setelah jam pulang sekolah, di siang hari dan juga sore hari, ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama lima tahun tetapi badannya tetap sehat, segar dan kuat.

Zhang Da Merawat Papanya yang Sakit
Sejak umur 10 tahun, ia mulai tanggung jawab untuk merawat papanya. Ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-sekali memandikan papanya. Ia membeli beras dan membuat bubur, dan segala urusan papanya. Semua ia kerjakan dengan rasa tanggung jawab dan kasih. Semua pekerjaan ini menjadi tanggung jawabnya sehari-hari.

Zhang Da Menyuntik Sendiri Papanya
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Sejak umur 10 tahun ia mulai belajar tentang obat-obatan melalui sebuah buku bekas yang ia beli. Yang membuatnya luar biasa adalah ia belajar bagaimana seorang suster memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik papanya sendiri. Saya sungguh kagum, kalau anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa memberi injeksi saya baru tahu hanya Zhang Da. Orang bisa bilang apa yang dilakukannya adalah perbuatan nekad, saya pun berpendapat demikian. Namun jika kita bisa memahami kondisinya maka Zhang Da adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Sekarang pekerjaan menyuntik papanya sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, maka Zhang Da sudah trampil dan ahli menyuntik.

Aku Mau Mama Kembali
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, pembawa acara (MC) bertanya kepadanya,
“Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu? Berapa uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah? Besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Pokoknya apa yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, dan orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!”
Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. MC pun berkata lagi kepadanya, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, “Aku mau mama kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, Mama kembalilah!” demikian Zhang dan bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.
Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu. Orang tidak akan menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. Mengapa ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan papanya, mengapa ia tidak minta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya? Mengapa ia tidak minta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit? Mengapa ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika ia membutuhkan, melihat katabelece yang dipegangnya, pasti semua akan membantunya. Sungguh tidak mengerti, tapi yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku mau Mama kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat mamanya pergi meninggalkan dia dan papanya.

Hmm... mengharukan bukan? Semoga kita dapat mengambil hikmah dari kisah di atas ya...

Sedikit Belajar dari JK Rowling




Mencari dan mendapatkan inspirasi dari sosok atau seseorang yang memang pernah mengalami masa-masa sulit di hidupnya dapat membuat kita merasa tidak sendiri dan bergegas terus melangkah meninggalkan ketertinggalan... Semoga kisah ini dapat membawa positif bagi kita...

Siapa yang tak mengenal tokoh Harry Potter? Tokoh penyihir muda rekaan yang telah berhasil “menyihir” dunia hingga buku dan kisahnya mampu menghasilkan miliaran dolar Amerika bagi pengarangnya, Joanne Kathleen Rowling atau JK Rowling.

Berkat buku Harry Potter, yang kini telah menginjak seri ketujuh, JK Rowling mampu menjelma menjadi seorang penulis paling kaya di Inggris, dan bahkan dunia.
Tapi, siapa yang menyangka, ibu tiga anak ini memulai semuanya dari nol. Bahkan pada awal menulis kisah Harry Potter, ia sempat mendapat santunan dari pemerintah Inggris, karena masuk dalam kategori sebagai orang miskin yang layak mendapat santunan.
Terlahir dari pasangan Peter dan Anne pada 31 Juli 1965, JK memang dikenal gemar menulis sejak kecil. Bahkan, di usianya yang baru menginjak enam tahun, ia sudah menelurkan kisah berjudul “Rabbit”. Dan, uniknya, saat meminta pendapat ibunya, spontan ia mengatakan mengapa buku itu tidak diterbitkan saja?
Kebiasaan menulis JK terus berlanjut. Namun, tak hanya itu. Ia pun dikenal rajin menceritakan berbagai kisah rekaannya kepada semua teman-temannya. Kadang, beberapa rekan malah mau menjadi tokoh memerankan kisah yang dibuatnya. Mungkin, hal-hal itulah yang mampu mengasah daya imajinasi JK hingga dewasa.
Namun, sebenarnya, himpitan kemiskinan lah yang justru telah mengantarnya mampu menyelesaikan kisah Harry Potter pertamanya. Saat itu, ia mendapat ide menulis dalam sebuah perjalanan di kereta dari Manchester ke London. Dari perjalanan itu, entah mengapa tiba-tiba ia mendapat ide untuk memulai kisah Harry Potter yang diberinya judul Philosopher’s Stone.
Tentu, naskah itu tak langsung jadi. Selepas perceraian dari suami pertamanya, ia yang terpaksa harus hidup pas-pasan kemudian makin terpacu untuk menyelesaikan naskah itu. Akhirnya, pada 1995 ia berhasil menyelesaikan buku pertamanya. Tapi, karena sangat miskin, ia terpaksa mengetik ulang naskah hingga beberapa kopi dengan mesin tik tua manual yang murah, hanya karena tak mampu membayar biaya fotokopi. “Anda mungkin tak pernah tahu, betapa menyedihkannya hidup tanpa uang sama sekali. Kecuali jika Anda sudah pernah mengalaminya, seperti yang aku alami,” katanya.
Atas dorongan untuk merubah hidup, maka ia pun lantas berusaha sekuat tenaga untuk menjual kisah tersebut. Tapi, layaknya penulis pemula lain, naskah itu pun mengalami penolakan berkali-kali dari berbagai penerbit. Beruntung, dari seorang agen bernama Christopher, Bloomsbury mau menerbitkan kisah tersebut.
Dan, ajaib! Layaknya sihir, buku yang sempat ditolak oleh berbagai penerbit itu justru laku sangat keras. Bahkan, ia mendapat berbagai penghargaan atas karya tersebut. Maka, kisah hidupnya pun berubah total. Dari orang yang sangat miskin, hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun, ia mampu hidup berkelimpahan dari karya Harry Potter-nya itu.
Namun, JK tak pernah lupa pada akarnya. Keuntungan dari penjualan buku-bukunya, ia sumbangkan pada UK Comic Relief Charity. Ia pun tak lupa menyisihkan sebagian kekayaannya untuk membantu sejumlah yayasan sosial, khususnya lembaga yang banyak melakukan penelitian tentang penyakit multiple sclerosis, sebuah penyakit yang sempat merenggut nyawa ibunya pada tahun 1990.
Tanpa tekad yang kuat, adanya bakat pun akan menjadi sia-sia belaka. JK Rowling membuktikannya. Meski terlahir dengan kecerdasan dan bakat menulis, ia ternyata harus menghadapi berbagai penolakan atas karyanya. Namun, dengan tekad untuk memperbaiki kualitas hidup, ia pun akhirnya mampu memetik hasil nyata perjuangannya. Dan, kini ia pun menunjukkan kepedulian nyata, bahwa apa yang dicapainya, juga bisa memberi sesuatu pada sesama, karena itulah arti kesuksesan yang sesungguhnya.


Nov 25, 2015

Sebuah Kisah yang Indah

Selamat malam semua..... Malam ini udara Tegal sangat dingin (atau memang saya yang lagi kurang sehat saat ini). Kali ini saya akan membagikan sebuah kisah yang bisa menjadi motivasi buat kita semua.... disimak yay, berikut kisahnya

                                                                      



Sebuah kisah yg Indah.. Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yang sedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, ” Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!”  Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain.

Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya.  Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk, dia selalu ada di sana, memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihat sisi positif dari situasi yang tengah dialami.  Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hari aku temui Jerry dan bertanya padanya, “Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu.  Bagaimana kamu dapat melakukannya? ” Jerry menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapat memilih untuk ada di dalam suasana yang baik atau memilih dalam suasana yang jelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik.

Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajar dari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilih untuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya.. Aku selalu memilih sisi positifnya.”  “Tetapi tidak selalu semudah itu,” protesku. “Ya, memang begitu,” kata Jerry, “Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruh oleh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup.”

Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalami musibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dan salah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit.

Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan seminggu perawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih berada di dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut.  Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar. Mau melihat bekas luka-lukaku? ” Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan.  “Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang,” jawab Jerry.

“Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilih untuk hidup atau mati. Aku memilih untuk hidup.”  “Apakah kamu tidak takut?” tanyaku. Jerry melanjutkan, "Para ahli medisnya hebat". Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh.

Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawat darurat dan melihat ekspresi wajah para dokter dan suster aku jadi takut. Mata mereka berkata ‘Orang ini akan mati’. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.”  “Apa yang kamu lakukan?” tanya saya. “Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku,” kata Jerry. “Dia bertanya apakah aku punya alergi. ‘Ya’ jawabku..

Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku. Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, ‘Peluru!’ Ditengah tertawa mereka aku katakan, ‘Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukan orang mati’.”  Jerry dapat hidup karena keahlian para dokter, tetapi juga karena sikap hidupnya yang mengagumkan.
 
Aku belajar dari dia bahwa tiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya.  Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah.

Sekarang kamu punya dua pilihan:
1. Kamu dapat menutup halaman ini, atau
2. Kamu meneruskannya ke seseorang yang kamu kasihi.
Aku berharap kamu memilih #2, karena aku telah melakukannya.

Kesuksesan Harus Diraih Bukan Ditunggu



 
Foto : anesjaepule.files


Apa kabar teman hari ini? Semoga baik saja disana. Hari ini aku lagi kurang enak badan nih, efek udara yang dingin... Tapi masih semangat ngetik apa ajalahhhh :D

Pengen sedikit sharing tentang awal mula buka bisnis percetakan yang telah membesarkan namaku, cieee hahahahaha

Dulu, semasa sekolah aku salah satu murid yang rajin, berprestasi, dan sering keluar diajak guru ikut lomba (apaan?) yaa memang nggak pernah menang tapi lumayan dapet pulpen gratis (wkwkwk)

Aku lulusan SMK negeri, belajar banyak mengenai hardware komputer. Aku mungkin salah satu dari sekian anak yang mudah belajar sesuatu dari buku (maksudnya bisa belajar otodidak). Tapi yang paling berperan dalam kekuatan tangan dalam mengetik 10 jari karena aku dulu pernah PKL dan belajar banyak dari Mba Lusi masalah format-format pengetikan (tanpa mouse loh, kan jaman dulu banget keberadaan mouse buat penunjang komputer ngga dipake *kayaknya gitu). Alhasil tangan ini mulai lihai dan cepat mengetik 10 q (kalo ini sih ngetik di hape, jadi 2 jempol :D)


Lulus dari SMK sempat bingung mau kemana, aku tipe orang yang tak banyak bicara dan susah bertemu orang baru (mpe sekarang masih susah akrab sama orang). 2 bulan nganggur, aku ditawarin sepupu ikut dia jaga toko kelontong di pasar. Haayyuukk kataku, lumayan buat bekal lebaran pertama tanpa seragam, hehe. Tapi sepertinya aku tak cocok, aku beralih jadi penjaga warnet dan tak cocok lagi. Sampai suatu hari temenku menawarkan bekerja disalah satu usaha foto copy. Aku jadi tukang ketiknya, hari pertama membuat teman baru terpesona sama kelihaianku mengetik (tanpa menunggu acc, aku ditrima kerja... Duhh senangnya). Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun banyak hal yang aku pelajari disana. Tanpa terasa sudah 5 tahun lebih aku disana, belajar banyak hal tak hanya belajar mengetik bahkan mendesain serta teman-teman yang seperjuangan. Tepat setelah 6 tahun lebih aku resign dari sana ya mungkin karena berbagai hal yang sudah dipertimbangkan matang.

Sebenarnya aku menerima job diluar kerjaan sudah sangat banyak, itu dimulai sekitar tahun 2011 disaat komputer pertama yang kubeli dari temanku. Kurang lebih sudah 4 tahun saya menjalankan bisnis ini sendiri (kalo sekarang bareng suami). Kalo suami malah jago benerin hape, nambah deh pelayanannya dan akhirnya ada juga souvenir, serta aksesoris gadget. Sekali-kali mampir sini ya Dagangan

Memang saat ini belum memiliki toko fisik, tapi aku jalankan semuanya di rumah. Tapi jangan salah pelanggan kami sudah banyak dari ujung sampe ujung. Hehe Insya Allah ke depan akan semakin mudah jalannya menuju kesuksesan. Aamiin

Ada banyak hal yang bisa membuat kita terjatuh dalam menjalankan sebuah usaha, misalnya seperti aku disaat awal-awal merintis pelanggan yang sudah dipercaya malah menghilang meninggalkan pesanan yang tidak diambil. Tapi jangan berhenti dan terlalu memikirkan, yang pasti orang seperti mereka akan ada balasan yang jelas dari Tuhan. Jangan menyerah, tetap semangat menjalankan bisnis yang kita rintis. Karena memang kalo kita mengeluh, maka kita tidak akan mencapai keberhasilan itu.Banyak inspirasi yang bisa kita ambil dari berbagai sudut, seperti dari lagu contohnya lagu Bondan Prakoso Ft yang berjudul waktu. Atau dari hal-hal kecil yang kita lihat misalnya seorang nenek yang berkeliling menjajakan dagangannya, apakah pernah kita berpikir sejauh mana kemampuan kita? Ada banyak hal yang kita sendiri kadang tidak tau, jadi kita harus mencari tahu dimana potensi kita.
Pernah nonton Film Billionaire? Ituloh film Thailand yang sudah jadi inspirasi banyak orang dalam meraih kesuksesan. Menceritakan tentang seorang pemuda bernama Top Ittipat yang ngga menyerah ingin menjadi seorang pengusaha muda. Tau ngga kalo Top itu bukanlah anak yang rajin belajar, sehari-hari cuma main game. Tapi justru dari game itu dia mendapat uang pertamanya, mungkin hal ini juga yang mendorong dia untuk gigih mendapatkan uang di usia muda. Orang tuanya terlilit hutang yang sangat besar, mengharuskan dia berpisah dengan orang tua demi menjadi seorang pengusaha. Bahkan dia tak tanggung-tanggung belajar bisnis dilapangan, pernah ditipu orang juga, kehilangan semuanya, nyaris menyerah tapi justru dalam keterpurukannya dia berani mengambil resiko besar. Dan lihat dia sekarang, dia menjadi salah satu pemuda sukses di Thailand.

Buat yang pengen kerja sama silahkan, kami membuka peluang buat siapa saja yang mau bekerja sama. Hemmmm sebenarnya kita juga sudah memiliki cukup banyak reseller di Tegal dan sekitarnya. Apa Anda juga tertarik? Bisa klik disini yah kalo mau kerja sama. Apa saja sih yang bisa dilayani? 

Design & Cetak
-  Undangan
-  Nota
-  Brosur
-  Buku
-  Yaasin
-  Stiker
-  Label
-  Kop Surat
-  Stopmap
-  Sertifikat
-  Dan masih banyak lagi

Buat yang mau beriklan gratis di blog ini, silahkan kirim email kepada kami tentang usaha Anda. Atau bisa inbox via Fb disini
Cukup sekian dulu yah, hujan mulai turun.... Dingin :D